Yuk Bisnis Online

Murah Terpercaya

“Demi Langsing Malah Sakit : Apa yang Salah dari Diet Ini?”

 

Halo, perkenalkan namaku , saya seorang mahasiswa di STKIP Aisyiyah Riau. Seperti kebanyakan remaja, saya juga pernah mencoba diet untuk menurunkan berat badan. Banyak remaja yang merasa tidak yakin dengan penampilan tubuh mereka dan ingin terlihat lebih sempurna. Sayangnya, sebagian besar dari mereka, termasuk saya, melakukan diet yang salah sehingga justru menyebabkan gangguan pada kesehatan.

Dalam artikel ini, saya ingin berbagi pengalaman saya tentang kesalahan saya saat menjalani diet. Awalnya, saya pikir cara terbaik untuk menurunkan berat badan adalah dengan mengurangi porsi makan secara drastis, hingga saya tidak makan sama sekali.

Setiap pagi, saya hanya mengonsumsi satu butir telur rebus dan sayuran. Kemudian, pada pukul 11 siang, saya minum secangkir kopi hitam tanpa gula. Untuk makan siang, saya hanya makan satu sendok nasi sereancia lauk yang ada di rumah, disertai banyak sayuran. Sore harinya, saya kadang makan, tetapi sering juga tidak makan sama sekali. Bahkan, ada hari di mana saya tidak mengonsumsi nasi seharian, tetapi tetap makan makanan ringan seperti seblak dan minum kopi.

Bersamaan dengan itu, berat badan saya turun drastis hingga 5 kilogram dalam beberapa minggu. Namun, hasilnya tidak berlangsung lama. Dalam waktu dua hari saja, berat badan saya kembali naik seperti semula. Sertifikat beberapa masalah kesehatan pula saya alami. Saya pernah mengalami demam selama seminggu penuh dan seringnya saya merasakan asam lambung meningkat. Tubuh saya menjadi fisik lemah, mudah lelah, dan saya tidak mampu melakukan kegiatan berat. Dan setelah saya pulih balik dari berat badan biasakan diri, kondisi kesehatan saya pun perlahan inginkan kembali baik.

Kesalahan dalam Pola Diet

Baca Juga :  5 Olahraga Paling Efektif untuk Menjaga Kecantikan di Usia 30++

Dari pengalaman ini saya menyadari bahwa perbedaan antara makanan yang saya konsumsi dan kebutuhan tubuh saya adalah penyebab utama masalah. Maladaptasi dalam menentukan diet saya tidak hanya salah secara konsep, tetapi juga berdampak negatif pada kesehatan saya.

Menurut Sazani (2016), anak muda berisiko mengalami gangguan gizi yang kurang maupun berlebihan karena ketidak mengenalannya tentang pola makan yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa makanan yang tepat bukan berarti tidak makan sama sekali, melainkan menjaga pola makannya dengan seimbang dan baik serta ikuti ritual olahraga secara rutin.

Selain itu, penurunan berat badan yang terlalu cepat sering kali bersifat sementara. Tubuh memiliki mekanisme alamiah untuk mempertahankan berat badan, sehingga ketika kita makan sangat sedikit, tubuh akan memperlambat metabolisme untuk menghemat energi. Sehingga akibatnya, berat badan yang hilang akan kembali dengan cepat jika pola makan kembali normal.

Cara Diet yang Sehat

Perhatikan hal-hal penting ini jika Anda ingin mencoba diet.

1. Makan dengan Porsi yang Seimbang

Tubuh perlu memperoleh karbohidrat, protein, lemak yang sehat, vitamin, dan mineral. Jangan kehilangan salah satu kelompok makanan, tetapi atur porsinya sesuai dengan kebutuhan.

2. Hindari Diet Ekstrem

Mengurangi makan secara drastis atau melewatkan waktu makan hanya akan menyebabkan tubuh kekurangan energi dan gizi. Sebaiknya, makan dalam porsi kecil tetapi sering (5-6 kali sehari).

3. Olahraga Teratur

Pilhan diet tanpa olahraga sering kali tidak efektif. Olahraga membantu pembakaran kalori, meningkatkan lelah badan, dan membentuk tubuh seperti yang diinginkan.

4. Hindari Makanan Yang Telah Diproses Secara Berlebihan

Seblak, minuman kopi yang ditambahkan dengan gula, atau makanan ringan ringan lainnya memang menawarkan rasanya yang lezat, namun kandungan lemak dan garamnya bisa memperburuk kesehatan.

Baca Juga :  Bisa Berdampak Buruk Bagi Kesehatan, Ini Waktu Terbaik Seruput Kopi

5. Konsultasikan dengan Ahli Gizi

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter. Mereka bisa membantu menyusun program diet yang sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.

Mengutamakan Kesehatan, Bukan Hanya Membuat Penampakan

Balaslah keperluan tubuh dengan menu diet yang sehat. Ingatlah bahwa kebebasan kita sendiri harus menjadi awal utama. Pada dasarnya kamu harus nyaman dengan tubuhmu yang sebenarnya, dan Anda harus tahu akan kecantikan tertentu bahwa setiap tubuh memiliki dalam dirinya. Kamu cukup cukup menjadi versi terbaik dari dirimu sendiri.

Perilaku mencapai bentuk tubuh ideal masa remaja merupakan salah satu cara untuk mengontrol berat badan. Namun sayangnya cara-cara yang dilakukan remaja seringkali tidak tepat,seperti melakukan pembatasan makanan atau berdiet (tanpa tahu apa itu sebenarnya diet), mengonsumsi obat pelangsing, obat cambukan, jamu pelangsing, memuntahkan kembali makanan atau melakukan kegiatan lain yang bertujuan menurunkan berat badan (Dieny, 2014: 114). Aksi ini bukan hanya merusak kesehatan fisik, tetapi juga meningkatkan risiko gangguan makan dan masalah mental.

Keterbatasan pengetahuan tentang diet yang tepat dan tekanan sosial dari standar kecantikan media sering mendorong remaja melakukan langkah ekstrem. Padahal, diet sebenarnya berarti gaya makan yang sehat dan seimbang.

Edukasi tentang berkurang berat badan yang aman sangat penting. Dengan pola makan yang sehat, melakukan olahraga yang biasa, dan didukung lingkungan, remaja dapat mencapai berat badan yang ideal tanpa membahayakan kesehatannya.

Bersedialah kalau pengalaman saya ini bisa menjadi pengetahuan berharga bagi kita semua untuk menjalani diet dengan cara yang lebih sehat. Tetaplah bersemangat menjalani hidup sehat, dan ingatlah, kegemukan tidaklah penting, kesehatan jauh lebih penting!

Referensi

Syarifullah, M., & Pranata, R. (2024). perilaku diet di kalangan remaja. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi, 10(1), 124-132.

Baca Juga :  7 Cara Mudah Mengurangi Asupan Gula,Selain Mengurangi Makanan Manis,Perbanyak Camilan Ini

Sazani, A. (2016). Efektivitas Media Nutrizan Diet Untuk Meningkatkan Pengetahuan Makanan Seimbang Pada Remaja Putri Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Keislamaron the Kota Tegal. Jurnal Pendidikan Kesehatan, 1(2).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *